Pendidikan merupakan suatu inventaris bangsa yang bisa dijadikan modal pembangunan. Sukses tidaknya pendidikan akan menentukan keberlangsungan bangsa dan masa depan. Sudah selayaknya peningkatan mutu di sektor ini perlu diperhatikan oleh berbagai pihak terutama masyarakat pendidikan. Hal tersebut disampaikan Somali S.Pd, M.Si Kepala Sekolah Dasar Negri Penjaringan 12 beberapa waktu lalu saat berbincang santai diruangannya.
Menurut Somali, Dewasa ini, memasuki era globalisasi, pendidikan bagi suatu bangsa adalah kebutuhan primer yang harus terpenuhi demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989 yaitu pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian dan mandiri, serta bertanggung jawab pada kemasyarakatan dan kebangsaaan.
“Tujuan pendidikan tersebut menjelaskan bahwa pendidikan sangat mencita-citakan terbentuknya manusia Indonesia yang siap mengahdapi segala kemajuan dari segala segi dalam kehidupan ini.” Ungkap Mali
Mali menambahkan, peningkatan kualitas mutu pendidikan, tentunya tidak terlepas dengan peran masyarakat pendidikan tersebut diantaranya kepala sekolah, para tenaga pendidik atau guru, juga peran siswa didalamnya.
“Terkait dengan hal itu, perlu digarisbawahi bahwa kemampuan guru menyampaikan materi pelajaran perlu menggunakan metode yang sesuai dengan daya tangkap siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Artinya, bagi seorang guru, sebelum mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa, yang harus dipahami betul-betul bahwa objek yang dihadapi ketika mengajar di kelas adalah siswa Sekolah Dasar yang memerlukan kesabaran penuh dalam kegiatan belajar mengajar” tuturnya
Tak jarang siswa mengalami kejenuhan selama proses belajar mengajar ketika Guru kurang bisa mengajak siswa interaktif. Alhasil, bukan siswa menjadi lebih aktif di kelas, akan tetapi siswa malah menjadi pasif dikarenakan kejenuhan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), yang monoton tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal apa saja yang kurang atau tidak dipahami.
Menyikapi hal tersebut, Somali, dalam menerapkan disiplin ilmu serta evaluasi hasil KBM di SDN Penjaringan 12 pihaknya selalu mengadakan briefing internal dengan para tenaga pengajar untuk saling berbagi dan saling mengevaluasi hasil yang telah dicapai. Sehingga akan dicapai suatu kelas yang hidup yang akan mengurangi rasa jenuh saat proses KBM. Sementara untuk mewujudkan kecerdasan siswa dari sisi non akademis, peningkatan ekstra kulikuler serta kegiatan kepramukaan menjadi keharusan yang digalakan bagi kegiatan siswa.
“untuk meningkatkan kecerdasan siswa dari sisi non akademis di SDN Penjaringan 12 terus meningkatkan kegiatan ekskul yang beragam dari seni sampai kerohanian serta menghidupkan kegiatan Pramuka sebagai gerbang awal dalam mendidik siswa agar mandiri.” Tegas Somali
Mali Menambahkan bahwa tidak ada hal mustahil apabila segalanya dilakukan dengan sungguh-sungguh, begitu juga untuk menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai dari kesungguhan dan kekreatifan guru dalam menyampikan materi pelajaran yang diharapkan dapat memunculkan potensi siswa untuk meraih cita-citanya di masa depan. (Toto Cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar