Ternyata Cinta Itu Menyakitkan
Saat ini usiaku masih terbilang muda. Masih diangka
14. Aku dilarang punya pacar apalagi pacaran. Aku tidak diperbolehkan
menerima teman lelaki datang sendirian ke rumah apalagi aku harus
mendatangi rumah teman lelaki sendirian. Huh, bisa berabe, kalau tak mau
dibilang akan dapat balak dua belas. Hari-hariku sibuk dengan
kegiatan-kegiatan, baik ekstrakulikuler di sekolah maupun kursus-kursus
di luar sekolah. Di saat libur orang tuaku selalu mengajak kami untuk
kumpul bersama, untungnya acara yang dibuat ayah sangat bervariasi,
seperti ke Mall, nonton bersama, rekreasi alam, ke tempat keluarga di
luar kota dan sebagainya. Bahkan kalau di rumah ayah sering mengadakan
lomba menyanyi untuk kami anak-anaknya dengan hadiah yang sudah
disiapkan ayah dengan sangat lucunya.
Tapi itu semua tidaklah cukup. Ternyata aku punya kehidupan sendiri. Aku punya rasa yang belum pernah aku alami sebelumnya. Ada cowok kakak kelasku yang sering mengusik fikiranku. Saat bersama keluarga aku membayangkan dia hadir di situ ikut tertawa bersama. Saat aku kesulitan mengulas suatu pelajaran aku ingin dia ada di situ. Saat aku menampilkan sesuatu yang terbaik atau sesuatu yang berguna bagi orang lain, aku ingin ia menyaksikan langsung. Duh, begitu berat rasa ini.
Tapi aku tak boleh pacaran. Lha, ini rasa tidak bisa aku ingkari. Woyyyy……aku nikmati saja. Kata ayah, kalau dinikmati dan diterima dengan ikhlas, maka rasa itu tidak akan menyakitkan. Aku memang belum boleh pacaran, tapi aku boleh merasakan rasa cinta. Karena cinta adalah rahmat dan anugrah dari SAng Pemilik Kehidupan. Jalanku masih panjang. Kelak aku tak usah pakai acara pacaran, biarlah nanti datang seseorang yang langsung mau menikah denganku. Ahayyyyy…tugasku sekarang adalah belajar………… belajar ………. dan belajar…………… Toh, aku akan menjadi orang besar, yang nantinya tidak kasep untuk mengenal banyak lelaki, supaya bisa mencari yang terbaik. Amin…
Tapi itu semua tidaklah cukup. Ternyata aku punya kehidupan sendiri. Aku punya rasa yang belum pernah aku alami sebelumnya. Ada cowok kakak kelasku yang sering mengusik fikiranku. Saat bersama keluarga aku membayangkan dia hadir di situ ikut tertawa bersama. Saat aku kesulitan mengulas suatu pelajaran aku ingin dia ada di situ. Saat aku menampilkan sesuatu yang terbaik atau sesuatu yang berguna bagi orang lain, aku ingin ia menyaksikan langsung. Duh, begitu berat rasa ini.
Tapi aku tak boleh pacaran. Lha, ini rasa tidak bisa aku ingkari. Woyyyy……aku nikmati saja. Kata ayah, kalau dinikmati dan diterima dengan ikhlas, maka rasa itu tidak akan menyakitkan. Aku memang belum boleh pacaran, tapi aku boleh merasakan rasa cinta. Karena cinta adalah rahmat dan anugrah dari SAng Pemilik Kehidupan. Jalanku masih panjang. Kelak aku tak usah pakai acara pacaran, biarlah nanti datang seseorang yang langsung mau menikah denganku. Ahayyyyy…tugasku sekarang adalah belajar………… belajar ………. dan belajar…………… Toh, aku akan menjadi orang besar, yang nantinya tidak kasep untuk mengenal banyak lelaki, supaya bisa mencari yang terbaik. Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar