Selasa, 15 Januari 2013

Bahaya Ciuman Bibir (Kissing Disease)



Bahaya Ciuman Bibir (Kissing Disease)





Tidak selamanya ciuman bibir mendatangkan kebahagiaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ciuman juga berbahaya bagi kesehatan karena mendatangkan penyakit akibat ciuman itu sendiri.

Berciuman dengan pasangan terbukti bisa meredakan stres, menenangkan jiwa dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan banyak lagi manfaat ciuman. Tapi jika kondisi badan tidak sehat, berciuman malah bisa medatangkan petaka

Dilansir Mayoclinic, ciuman yang dilakukan secara berlebihan akan mendatangkan penyakit Infectious Mononucleiosi (kissing disease) yang disebabkan oleh Virus Cytomelago.

Virus ini terdapat di kelenjar air liur, air seni, lendir leher rahim, sperma, air susu ibu, dan darah. Selain lewat berciuman, penularan penyakit ini juga dapat melalui transplantasi organ, donor darah, persalinan, serta oral seks.

Diketahui bahwa virus ini sekerabat dengan Virus Herpes yang bersifat laten dalam tubuh manusia. Hampir sebagian besar orang dewasa pernah disinggahi virus ini, umumnya ketika masih usia remaja.

Di Amerika, virus ini banyak menyerang remaja putra usia 16-18, dan remaja putri usia 14-16, atau rata-rata pada usia antara 15-25 tahun. Dikirakan karena pada usia sekian para remaja mulai melakukan aktifitas ciuman.

Gejala yang terjadi biasanya seperti gejala flu, yaitu demam, rasa tidak enak di tenggorokan, sering mengantuk, dan sebagainya. Tetapi gejala ini berlangsung dalam jangka yang lebih panjang, yaitu sekitar dua minggu. Dan tanpa disadari, hati dan limpa si pengidap akan membengkak.

Penyakit Kissing Disease ini menyerang selaput otak (meningen). Jaringan otak menjadi layu, kemudian secara perlahan-lahan sel-selnya mengalami kematian. Hal yang umum terjadi adalah berkurangnya pendengaran, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan.

Infeksi mikroba lain yang menyebar melalui air liur dengan menempel pada permukaan bagian dalam dari pipi dan mulut, lidah atau gigi, contohnya adalah bakteri Streptococcus, yang dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk penyakit gusi dan sakit tenggorokan.

Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini adalah orang-orang muda, tapi tak jarang anak-anak pun bisa mengalaminya.

Namun jika terjadi pada anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala atau gejala yang timbul sangat ringan. Orang-orang yang telah terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala selama 4-8 minggu setelah terpapar.

Beberapa komplikasi dapat terjadi karena infeksi mononuecleosis ini, antara lain pembesaran limpa, ganggian hati, anemia makin parah, penurunan jumlah trombosit yang mempengaruhi pembekuan darah (trombositopenia) dan gangguan sistem saraf.

Yang perlu diingat, permukaan saluran pernapasan (hidung, mulut dan tenggorokan) kontinu dan terdiri dari jaringan yang sama. Akibatnya, mikroba yang ditemukan dalam air liur umumnya dapay ditemukan juga di bagian lain dari saluran pernapasan, termasuk hidung dan tenggorokan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar