BAB I
PENDAHULUAN
1A.
Latar
Belakang
Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang
optimal perlu diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris,
motorik, komunikasi bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri,
emosi social, kerja sama dan leadership, serta moral dan spiritual. Dimana
perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan otak anak juga. Jika melihat
dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi, yakni otak kiri ( hard
skill 10 % ) spesifik competenciens yakni berhubungan dengan logika, berhitung,
rasional, dan merencanakan. Otak kanan ( soft skill 90 % ) basic competenciens
sensitiveness, self controlling, vision, commu nication, risk taking dan
continual learning. Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak
berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan
sendok, dipanggil dating, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah
bisa untuk naik tangga dibantu, susun balok enam dan mengikuti mimic. Anak usia
1 – 2 tahun cenderung gerakannya memakai otat – otot besar, bergerak dengan
banyak komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk
mengetahui anak sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari reflex jinjit (
plantar reflek ) yang mulai hilang, atau sudah dapat melakukan koordinasi
komplek.
2B.
Tujuan
a. Mahasiswa
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik anak usia toddler ( 1 – 3
tahun )
b. Mahasiswa
mengetahui tentang personal social anak usia toddler
c. Mahasiswa
mengetahui tentang motorik kasar anak usia toddler
d. Mahasiswa
mengetahui tentang motorik halus anak usia toddler
e. Mahasiswa
mengetahui tentang bahasa anak usia toddler
f. Mahasiswa
mengetahui teknik komunikasi anak usia toddler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1A.
Pengertian
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1
– 3 tahun ) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu
bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan
tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998
).
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya
sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan
perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat
dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. (Wong’s, 2000 ).
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal
yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam
keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu
yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan “tidak”
baik dengan kata – kat maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu disukai (
psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di
bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua
benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun
yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil
ke dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 )
Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang
tuanya kesana kemari, ikut – ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua
ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai
belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan tauk dan
cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya
orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah
dikendalikan karena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka
mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan
kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3 tahun tampaknya makin
berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat ramah dan
hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan
bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan
dengan kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai
pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang
dilakukan orang tuanya sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses
inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang
diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan, orang tua dan
dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).
2B.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi
pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah
dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,
psikososial, maupun spiritual. ( Supartini, 2000 ).
Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri
dalam berbagai ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan
perkembangan biologis. Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun
tinggi badab berjalan cukup stabil atau lambat. Rata – rata bertambah sekitar
2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun (
tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota tubuh lainnya ). Hampir semua fungsi
tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai
perubahan dan stress, sehingga saat inisudah bisa diajarkan toilet training.
3C.
Motorik
Kasar
Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah
kemampuan yang berhubungan dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian
besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini
sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak juga bisa berbeda.
Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik
kasar anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak usia 18 bulan
sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai senang
naik tangga tetapi masih dengan bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah
baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada
anak usia 36 bulan sudah bisa naik turun
tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda
beroda tiga.
4D.
Motorik
Halus
Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan
ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan.
Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusuun balok,
memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas, dan sebagainya.
Motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain sudah
bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak, melempar
benda. Pada anak usia 18 bulan sudah bisa makan
dengan menggunakan sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyususun balok-balok. Anak
usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana,
minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan gelas atau
cangkir, sudah dapat menggunakan sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia
36 tahun sudah bisa
menggambar lingkaran, mencuci tangan nya sendiri, menggosok gigi.
Anak pada usia 2 – 3 tahun memiliki beberapa
kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih
mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui
anak usia 2 – 3 tahun antara lain: anak sangat aktif mengeksplorasi benda –
benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan
keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap
benda – benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat
efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
5E.
Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum
pemerolehan bahasa anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik
dan psikis. Secara fisik kemampuan anak dalam memproduksi kata – kata ditandai
oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap
tertentu pemerolehan bahasa ( kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga
tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol –
simbolbunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara psikis, kemampuan
memproduksi kata – kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi
emosional anak saat berlatih mengucapkan kata – kata.
Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan
berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang
belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat
mengucapkan kata – kata sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17
bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata gantidiri dan merangkainya
dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan – pesan seperti, “ Adik
mau susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang
pesat dalam mengucapkan kata – kata. Perbendaharaan kata anak – anak pada usia
ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda
memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan
bahasanya dan belajar kata – kata baru lebih cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar